Sabtu, 12 Juli 2008

Kumpulan Khutbah

KHUTBAH KE-1
Sholat

الحمد لله الذي جعل يوم الجمعة من افضل الايام والاعياد. وفصه بساعة الدعاء فيها مجاب مسموع للحاضر والباد. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له رب العباد. وأشهد ان سيد نا ومولانا محمدا عبده ورسوله أشرف العباد والزهاد. اللهم فصل وسلم على سيد نا ومولانا محمد وعلى اله واصحابه والتابعين وتابعيهم الى يوم التناد. اما بعد فيا عبادالله اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون.

Maasyirol muslimin Rohimakumulloh
Di siang hari ini, tanpa terasa kita telah memasuki Jum’at pertama di bulan Juni 2005, bertepatan dengan tanggal 25 Robi’utsani 1426 H. Sudah barang tentu usia kita pun semakin berkurang. Dalam upaya kita mengantisipasi usia yang semakin berkurang ini, marilah bersama-sama kita bertekad untuk berusaha meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan Rosul-Nya, baik dalam bentuk ibadah kepada Allah SWT maupun dalam hubungan muamalah terhadap sesama manusia.

Maasyirol muslimin yang dimuliakan oleh Allah
Agama islam memiliki 5 pondasi dasar: (1) mengucapkan 2 kalimat syahadat,(2) mendirikan sholat,(3) menunaikan zakat,(4) berpuasa di bulan Ramadhan,(5) berhaji jika mampu. Kelima pondasi ini kita kenal dengan istilah Rukun Islam. Kelima macam Rukun Islam tersebut haruslah dilaksanakan secara berurutan dan bersifat kamulatif dan bukannya alternatif. Maksudnya ialah kelima hal tersebut harus dilaksanakan secara menyeluruh dan tidak dapat dipilah-pilih.
Pada kesempatan khutbah Jum’at yang mulia ini, izinkanlah Khotib menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan Sholat.

Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh
Sholat merupakan kata yang sudah sangat akrab di telinga kita. Begitu akrabnya kata “Sholat” dengan aktivitas kita sehingga tidak jarang Sholat hanya dianggap sebagai sebuah rutinitas belaka. Rutinitas yang tidak memiliki serta menghasilkan suatu manfaat yang konkrit. Saat ini Sholat tidak mampu lagi mencegah orang untuk mencuri. Sholat seolah tidak mampu mencegah orang untuk korupsi, berjudi bahkan berzina. Sudah sedemikian terpuruknya Sholat di dalam masyarakat kita.Adalah benar masjid-masjid berkembang dengan pesat. Sangatlah tepat jika disebutkan bahwa jamaah berdatangan ke suatu masjid bergelombang layaknya air. Tidaklah salah jika dikatakan bahwa umat Islam adalah umat terbanyak di Indonesia bahkan di dunia. Namun kenyataan-kenyataan tersebut tidak mampu memberikan kepastian bahwa mereka-mereka yang beragama Islam, mereka-mereka yang melaksanakan Sholat tidak melakukan korupsi, perjudian, menenggak alcohol, dan perbuatan munkar lainnya. Berdasarkan kenyataan tersebut sangatlah relevan jika ada orang yang mengatakan melaksanakan Sholat hanyalah sebatas untuk menunaikan kewajiban, tidak lebih tidak kurang. Kenyataan-kenyataan di atas adalah bukti dari dangkalnya pemahaman sebagian masyarakat terhadap Sholat.

Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh
Marilah kita simak ayat suci Al Qur’an dalam Surat Al Ankabut ayat 45 :
أتل ما أوحي اليك من الكتاب وأقم الصلاة. ان الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر...الاية
Artinya : Bacalah apa yang diturunkan kepada mu dari pada Al Qur’an dan dirikanlah Sholat. Sesungguhnya Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar…

Apabila kita telah melaksanakan Sholat, seharusnya perbuatan-perbuatan terkutuk yang telah disebutkan sebelumnya tidak mungkin kita lakukan. Semestinya bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan sentosa. Begitu kontradiksinya antara nash dalam Al Qur’an dengan kenyataan yang terjadi saat ini.

Hadirin Sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah
Bertolak belakngnya antara nash Al Qur’an yang menyebutkan bahwa Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar dengan kenyataan yang terjadi, sesungguhnya telah diprediksi sejak zaman Nabi Muhammad dalam salah satu Hadits Qudsi yang berbunyi :
قال الله عز وجل : ليس كل مصل يصلى. انما اتقبل الصلاة ممن تواضع لعظمتي. وكف شهواته عن محارمي. ولم يصر على معصيتي. واطعم الجائع. وكسا العريان. ورحم المصاب. وأوى الغريب. كل ذالك لي. رواه الديلامي.
Artinya : Berfirman Allah ‘Azza Wa Jalla : bukanlah setiap orang yang Sholat itu mendirikan Sholat. Hanyasanya yang diterima Sholatnya adalah orang tawadhu pada kebesaran Allah, dan menahan hawa nafsu dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, dan tidak terus menerus berbuat ma’siat kepada Allah, dan orang yang memberi makan pada orang-orang yang kelaparan, dan orang yang memberikan pakaian pada orang yang telanjang, dan mengasihi orang yang terkena musibah, dan menampung orang pendatang. Semuanya itu dilakukan semata-mata karena Allah. (H.R. Dailami)

Dengan demikian jelaslah sudah bahwa orang-orang yang melakukan Sholat namun masih tetap melakukan perbuatan keji dan munkar, maka Sholatnya tertolak dan menjadi sia-sia.

Hadirin Sidang Jum’at yang berbahagia
Pemahaman tentang Sholat haruslah dimulai sejak dini. Adalah kewajiban orangtua untuk mengjarkan Sholat kepada anak-anaknya. Sebagaimana disabdakan Rosululloh :
مرو صبيانكم با الصلاة اذا بلغوا سبعا. واضربوهم عليها اذا بلغوا عشرا. وفرقوا بينهم فى المضاجع. رواه ابو دود.
Artinya : Perintahkanlah anak-anakmu untuk Sholat jika telah berumur 7 tahun. Dan pukullah anak-anak mu jika tidak mau mengerjakan Sholat di usia yang ke 10. Dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (H.R Abu Daud).

Dan merupakan kesalahan serta dosa orangtua juga jika ada seorang anak yang tidak bias dan tidak pernah melaksanakan Sholat akibat ketidaktahuannya tentang wajibnya Sholat bagi setiap muslim. Sebagaimana disabdakan oleh Rosululloh :
كل مولود يولد على الفطرة. فأبواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه. رواه البخاري.
Artinya : Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau majusi. (H.R. Bukhori).

Ma’asyirol muslimin Rohimakumulloh
Sholat sebagai salah satu ibadah yang wajib, harus dilaksanakan oleh setiap muslim dalam keadaan apapun juga. Baik dalam keadaan sehat, sakit, berperang dan keadaan darurat lainnya. Oleh karena itu adalah sesuatu yang konyol jika ada seseorang yang tidak mengerjakan Sholat hanya disebabkan sibuknya pekerjaan dan hal-hal duniawi lainnya. Allah SWT telah memberi ancaman bagi mereka-mereka yang lalai dalam Sholat, sebagaimana dinyatakan dalam Surat Al Ma’uun ayat 4 dan 5 :
فويل للمصلين. الذين هم عن صلاتهم ساهون.
Artinya : maka celaka lah bagi mereka yang mengerjakan Sholat. Yaitu mereka yang mengerjakan Sholatnya dengan lalai.

Hujjatul Islam Imam Al Ghozali telah membagi pengertian lalai ke dalam 3 bagian :
1. Lalai waktu; yaitu mengerjakan Sholat tidak sesuai dengan waktu.
2. Lalai hati; yaitu mengerjakan Sholat dengan sangat terpaksa.
3. Lalai Pelaksanaanya; yaitu mengerjakan Sholat tidak sesuai dengan aturannya.
Jika kita masih termasuk dalam salah satu kategori tersebut, maka kita berada dalam keadaan celaka.

Ma’asyirol muslimin Rohimakumulloh
Apabila orang-orang yang lalai mengerjakan Sholat saja mendapatkan ancaman yang begitu keras, apalagi bagi orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat sama sekali. Nabi Muhammad SAW dengan jelas dan tegas mengancam orang-orang tersebut. Antara lain dapat dilihat dalam beberapa Hadits sebagai berikut :
من ترك ثلاث جمع تهاونا من غير عذر طبع الله تبارك وتعالى على قلبه. رواه البخاري و مسلم.
Artinya : Barang siapa meninggalkan Sholat Jum’at sebanyak 3 kali karena meremehkannya dari pada tanpa uzur niscaya mengunci Allah SWT akan hatinya (H.R. Bukhori Muslim).

Dalam Hadits lain disebutkan :
من ترك الصلاة متعمدا فقد كفر جهارا. رواه أحمد.
Artinya :Barang siapa meninggalkan Sholat secara sengaja maka sungguh ia telah kafir secara terang-terangan. (H.R. Ahmad).

Beberapa ancaman tersebut hendaknya dapat membuka mata hati kita untuk senantiasa melaksanakan Sholat wajib. Karena janji Allah dan Rosul-Nya tidak pernah meleset dan wajib kita meyakininya.
ان الله لا يخلف الميعاد. {الرعد:31.}

Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh
Di akhir khutbah yang singkat ini, Khotib mengajak kepada seluruh jamaah untuk saling menasehati terhadap sesama muslim. Marilah kita ajak serta bimbing saudara-saudara kita yang masih sering melalaikan atau bahkan meninggalkan Sholat. Marilah kita serukan kepada sanak famili kita untuk melaksanakan Sholat dengan khusyu’. Jangan kita biarkan anak-cucu- keluarga dan saudara-saudara kita mendapatkan siksa dari Allah SWT. Yakinlah bahwa siksa Allah sangatlah pedih dan tidak mungkin dapat kita bayangkan. Tiada kata terlambat bagi mereka yang mau bertobat.
قد افلح المئمنون. الذين هم فى صلاتهم خاشعون.


(Khutbah disampaikan di Masjid Annida Al Islamy tanggal 3 Juni 2005 )
KHUTBAH KE-2
Ibadah
Kaum muslimin sidang Jum’at Rohimakumulloh
Marilah kita canangkan bersama di dalam diri kita masing-masing untuk selalu berupaya meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Iman dan taqwa dalam pengertian segala tindak tanduk kita harus selalu berada di jalur yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Keimanan dan ketqwaan tersebut bukan untuk dilafazkan saja tetapi untuk dilaksanakan, baik dalam beribadat kepada Sang Kholik maupun dalam aktivitas keseharian. Keimanan dan ketaqwaan kita akan terlihat manakala kebutuhan untuk beribadat kepada Allah SWT semakin menggebu-gebu dan dorongan hawa nafsu semakin dapat kita kendalikan. Keimanan dan ketaqwaan juga akan tercermin dalam aktivitas sehari-hari, baik yang aktivitasnya di perusahaan, perkantoran, pasar, dan di mana saja jika aktivitasnya tersebut disertai dengan kejujuran dan keikhlasan. Tentunya keimanan dan ketaqwaan ini akan berdampak langsung bagi kesuksesan dalam bekerja.
Marilah kita simak sabda NabiAllah :
الايمان عقد باالقلب وقول باالسان وعمل باالاركان. رواه مسلم
Artinya : Iman ialah keyakinan dengan hati dan diucapkan dengan lidah serta dikerjakan dengan anggota badan. (H.R. Muslim)

Kaum muslimin sidang Jum’at Rohimakumulloh
Hari ini merupakan hari Jum’at pertama di tahun 2003, tentunya telah banyak kejadian yang telah kita lewati di tahun 2002 yang lalu. Segala macam kejadian tersebut tentunya tidak terlepas dari pada keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Di awal tahun ini merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk melakukan koreksi serta evaluasi terhadap segala macam tindakan kita selama di tahun 2002 yang lalu. Dalam pengoreksian dan evaluasi tersebut, marilah kita khususkan pada persoalan ibadah kepada Allah SWT. Sudah seberapa taatkah kita kepada Allah SWT selama ini ? Dan sudah seberapa maksiat kah kita selama ini ?
Persoalan ibadah kepada Allah SWT nampaknya merupakan suatu hal yang dianggap enteng oleh sebagian orang. Seringkali kita melalaikan kewajiban beribadah hanya karena memikirkan persoalan duniawi semata. Ada yang menganggap pekerjaan lebih penting dari pada ibadah sehingga seringkali kewajiban untuk beribadah dita’khirkan bahkan dilupakan. Padahal Allah SWT telah berfirman :
ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما. {الاحزاب:71}
Artinya : Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rosul-Nya niscaya ia akan bahagia sebenar-benarnya bahagia.

Tetapi sebaliknya, bagi orang yang mendurhakai Allah dan Rosul-Nya akan memperoleh azab yang yang pedih, sebagaimana difirmankan dalam Surat Jin ayat 23 :
ومن يعص الله ورسوله فان له نار جهنم خالدين فيها ابدا.
Artinya : Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rosul-Nya maka sesungguhnya baginya neraka jahanam kekal didalamnya selama-lamanya.

Dalam persoalan pengoreksian dan evaluasi sudah sepatutnya kalau kita memiliki sebuah patokan atau barometer. Barometer tersebut secara jujur hanya diri kita sendiri yang mengetahuinya. Untuk itu hendaknya kita selalu mendasari pengoreksian dan evaluasi tersebut pada 3 hal :
1. Lebih baik;
2. Lebih jelek;
3. Sama saja.
Hal ini telah disinggung jauh-jauh hari oleh Nabi Allah :
قال النبي : من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون. رواه الحاكم
Artinya : barangsiapa yang keadaan hari ini lebih baik dari kemarin maka dia adalah orang yang beruntung, dan barangsiapa yang keadaannya hari sama seperti hari kemarin dia adalah orang yang tertipu, dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin maka dia adalah orang yang terkutuk.

Dengan memperhatikan sabda nabi tersebut maka secara hakikat pengoreksian dan evaluasi tidak hanya dilakukan setahun sekali namun harus dilakukan setiap waktu. Hal ini didasari pada sebuah pemikiran untuk selalu berupaya lebih baik dalam setiap hitungan waktu.
Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia
Saat ini kita seharusnya sudah dapat menganalisa kekurangan-kekurangan apa saja yang masih kita miliki dan telah menyusun rencana di awal tahun ini untuk menutupi kekurangan-kekurangan tersebut. Penutupan diakhir tahun dan pembukaan waktu di awal tahun seharusnya memberikan kita kewaspadaan bahwa umur kita semakin berkurang dan semakin mendekati kematian. Lalu apa manfaat yang dapat kita peroleh jika setiap akhir tahun aktivitas kita hanyalah berpesta pora seo;ah-olah kita telah berhasil mencapai kemenangan? Padahal kita sadari bersama bahwa masih banyak hal-hal yang semestinya dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Hendaknya kita selalu

mengingat bahwa sesuatu yang berlebihan hanya akan membawa kepada hal-hal yang tidak baik.
Kini waktunya untuk memulai merealisasikan segala hal yang telah kita rencanakan. Upaya untuk merealisasikan peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
يايهاالذين آمنو التقوا الله والتنظر نفس ماقدمت لغد والتقوا الله ان الله خبير بماتعملون. {الحشر:18}
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman bertqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap hari memeprhatikan (merencanakan) apa yang akan diperbuatnya esok. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Disampaikan di Masjid Jami Annida Al Islamy)




Khutbah 3
Idul Adha

الله اكبر 9x
الله اكبر كبيرا والحمدلله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا. لا اله الا الله والله اكبر. الله اكبر ولله الحمد.
الحمدلله احمده سبحانه وتعالى على نعمه الغرار . اشكره على قسمه المدرار.
واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له . واشهد ان محمدا عبده ورسوله النبي المختار. صلى الله على سيدنا محمد وعلى اله الاطهار واصحابه الاخيار. وسلم تسليما كثيرا. ايهاالناس اتقوالله رب العالمين. فا التقواى وصية الله للاولين والآخرين . وشعار المؤمنين ودثار المتقين .

Hadirin Sidang Sholat Iedul Adha Rohimakumulloh
Marilah bersama-sama melalui momentum Hari Raya Kurban yang mulia ini kita berupaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas serta kuantitas keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah SWT, baik dalam kegiatan ubudiyah kepada Allah mapun muamalah terhadap sesama manusia.
Di pagi hari ini kita telah mendapatkan satu kebaikan. Kebaikan dalam arti kita telah melaksanakan salah satu perintah Allah SWT dan Rosululloh SAW untuk melakukan sholat sunnah Idul Adha. Sholat sunnah yang hanya terdapat di 2 hari raya Islam, yakni Idul Fitri & Idul Adha. Oleh sebab itu berbahagialah bagi kita semua karena di awal waktu dimana kita akan menjalani kesibukan di hari raya ini, kita telah berbuat dan mendapatkan kebaikan.
Selanjutnya marilah kita simak salah satu hadits Rosululloh yang diriwayatkan oleh Daruqutni yang berbunyi :

عن عبدالله بن السائب قال : شهدت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم العيد . فلما قضى الصلاة قال : انا نخطب . فمن احب ان يجلس يعنى للخطبة فليجلس . ومن احب ان يذهب فليذهب.

Allahu Akbar 3X
Hadirin sidang Ied Rohimakumulloh
68 hari yang lalu, bersama-sama kita telah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Suatu hari raya Islam yang mewajibkan umat Islam untuk melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan sebelum akhirnya kita tiba di Hari Raya Idul Fitri tersebut. Pada hari ini genaplah usia kita telah berkurang sebanyak 68 hari. Mungkin ada diantara sanak famili kita, atau tetangga kita, atau di lingkungan kita yang tidak dapat lagi merayakan Hari Raya Idul Adha saat ini karena telah dipanggil oleh Allah SWT. Padahal 68 hari yang lalu di saat Idul Fitri kita masih dapat berkumpul dan merayakannya bersama-sama. Disitulah terletak hakikat seorang makhluk, yaitu kita akan menemui ajal tanpa dapat diprediksi sebelumnya oleh siapapun juga. Berdasarkan hal tersebut marilah kita bersama-sama, baik secara individu maupun kelompok untuk selalu berupaya meningkatkan kadar keimanan dan ketqwaan kepada Allah SWT. Sebab hanya dengan modal keimanan dan ketaqwaan lah kita dapat mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak.

Allahu Akbar 3x
Dalam kesempatan khutbah yang singkat ini, ada 2 pembicaraan yang tidak dapat kita lepaskan dalam momentum Idul Adha ini, yakni masalah kurban & masalah haji. Ke2 tema pembicaraan tersebut tidak terlepas daripada kisah Nabi Allah Ibrahim AS, Nabi Ismail AS serta Siti Hajar. Dari kisah tersebut semestinya kita dapat mengambil suri tauladan, sebagimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Surat Al Mumtahanah ayat 4 yang berbunyi :

قد كانت لكم أسوة حسنة فى ابراهيم والذين معه....
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kamu pada Ibrahim dan orang yang bersama dengan dia.

Allahu Akbar 3x
Ma’asyirol ….
Apabila kita memperhatikan adanya 2 hari raya Islam yang berbeda waktunya, maka sudah sepatutnyalah kita membuka pikiran untuk menganalisanya. Ketetapan Allah SWT untuk menjadikan hari raya Idul Fitri dilaksanakan terlebih dahulu dibandingkan dengan hari raya Idul Adha memunculkan beberapa analisa. Salah satunya ialah bahwa secara filosofis Idul Fitri merupakan hari dimana manusia kembali lagi kepada fitrahnya, yaitu hamba yang beriman kepada Allah SWT. Setelah sebulan penuh membakar dosa dan noda di jiwanya, manusia dapat kembali menjadi insane robbani. Idul Fitri merupakan simbolisasi hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhannya, yakni Allah SWT.
Adapun hari raya Idul Adha pada dasarnya memperingati pengorbanan puncak keluarga Nabi Ibrahim AS. Ia merupakan simbolisasi pengorbanan seorang hamba kepada Tuhannya dan sesamanya. Dari sini kita bias melihat bahwa pengorbanan yang hakiki harus berlandaskan pada jiwa yang bersih, iman yang kokoh dan tujuan yang benar. Kita tidak dapat beridul adha sebelum beridul fitri. Kita tidak bias berkurban untuk Allah SWT dan sesama manusia secara maksimal kalau jiwa kita masih kotor dan jauh dari cahaya Allah SWT.

Allahu Akbar 3x
Semangat kurban merupakan salah satu ajaran dalam Islam untuk menguji keimanan seseorang dan untuk mengetahui seberapa jauh kecintaannya kepada anak-anak dan hal-hal lain yang bersifat duniawi. Mencintai kepada anak adalah fitrah manusia sebagaimana halnya cinta kepada harta, pangkat dan kedudukan. Akan tetapi dalam pandangan agama, cinta yang sebenarnya adalah cinta kepada Allah SWT dan rosul-Nya.
Jika kita menyimak sepenggal kisah Nabi Allah ibrahim AS maka kita akan merasakan betapa besarnya pengorbanan beliau. Di usia yang telah senja, sekitar usia 80 tahun lebih, Nabi Allah Ibrahim AS baru dikarunia keturunan oleh Allah SWT. Dan disaat baru menginjak remaja ternyata anak tersebut yang tidak lain ialah Nabi Allah Ismail, harus direlakan untuk dikurbankan. Pada saat menerima perintah tersebut, Nabi Allah Ibrahim AS dihinggap keraguan dan kebimbangan. Lalu ia memutuskan untuk menunggu isyarat selanjutnya dari Allah SWT. Hari yang dilalui untuk menunggu inilah yang disebut dengan hari tarwiyah yang jatuh pada tanggal 8 Dzul Hijjah. Kemudian tibalah keesokan harinya tanggal 9 Dzul Hijjah Nabi Allah Ibrahim mendapatkan kepastian untuk mengorbankan anaknya. Pada tanggal 10 Dzul Hijjah dilaksanakanlah penyembelihan Nabi Allah Islamil AS yang pada akhirnya Allah SWT menggantikan posisi Nabi Ismail AS dengan seekor kambing kibas yang selanjutnya menjadi symbol utama binatang untuk dikorbankan.



Allahu Akbar 3x
Hadirin sidang sholat Ied Rohimakumulloh
Dalam bidang apapun, setiap pengorbanan sangatlah diperlukan. Jangankan di jalan yang haq, di jalan yang batil pun orang-orang kafir melakukan pengorbanan termasuk dengan harta yang mereka miliki. Hal ini dapat kita lihat dalam Surat Al Anfal ayat 36 :
ان الذين كفروا ينفقون اموالهم ليصدوا عن سبيل الله فسينفقونها ثم تكون عليهم حسرة ثم يغلبون والذين كفروا الى جهنم يحشرون .
Sesungguhnya orang-orang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang-orang dari jalan Allah SWT. Mereka menafkahkan harta itu kemudian mereka menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka jahanam lah orang-orang kafir itu dikumpulkan.

Allahu Akbar 3x
Pengertian berkorban adalah mengeluarkan dan menyerahkan apa yang kita miliki meskipun sebenarnya sangat kita butuhkan. Hal tersebut telah dicontohkan oleh Umar bin Abdul Aziz pada saat diangkat menjadi khalifah, dimana ia menyerahkan harta yang dimilikinya kepada negara. Hal tersebut justru sangat bertolak belakang dengan tipe pemimpin di zaman sekarang. Hampir di semua tingkatan pemimpin-pemimpin tersebut hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Bahkan yang lebih menusuk hati mereka tidak malu lagi untuk meminta berbagai macam tunjangan yang besarnya mungkin berpuluh-puluh kali lipat dibandingkan Bantuan Langsung Tunai yang hanya sebesar 300.000 ribu rupiah untuk 3 bulan yang disediakan untuk rakyat miskin. Tidak sedikit nyawa taruhannya untuk mendapatkan uang bantuan tersebut. Sungguh ketimpangan yang sangat nyata dan tidak dapat ditolerir.

Allahu Akbar 3x
Pada hakikatnya berkurban di hari raya Idul Adha merupakan perbuatan sunnah. Namun demikian, nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya berkurban bagi kaum muslimin yang memiliki harta berlebih. Jika untuk mengambil kredit barang-barang mewah saja sanggup, menjadi tidak masuk akal manakala di kesempatan Idul Adha ini tidak mau untuk berkurban. Padahal jika diperhitungkan secara matematis maka jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli hewan kurban pasti tidak sebanding dengan harga barang-barang mewah tersebut. Terhadap orang-orang seperti ini Rosululloh telah mengeluarkan ancaman, sebagaimana di hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah :
عن ابي هريرة ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلانا
Barang siapa memiliki kemampuan untuk berkurban tetapi tidak dilakukan janganlah ia mendekati tempat sholat kami.

Ma’asyirol…
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kurban yang kita tunaikan tidak menjadi sia-sia.
Pertama : bersihnya jiwa dari segala kotoran yang bias merusak lurusnya niat. Nabi Allah Ibrahim AS mampu mengorbankan segalanya demi untuk taat kepada Allah SWT secara monumental setelah ia mampu menaklukan kehendak dirinya dan membersihkan jiwanya dari kotoran dan dosa. Seseorang yang mampu berkurban dengan ikhlas pada dasarnya telah mampu mengalahkan dirinya, karena pada hakikatnya manusia itu bersifat keluh kesah dan kikir. Hal ini termaktub dalam Surat Al Ma’arij ayat 19 :
ان الانسان خلق هلوعا
Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah.
Oleh karena itu pengorbanan harus dating dari hati yang bersih dan bukan karena paksaan dari orang lain. Apalagi jika berkurban dikaitkan dengan persoalan politik sungguh merupakan tindakan yang sia-sia.

Kedua : baiknya kualitas sesuatu yang dikurbankan. Kisah pengorbanan dari Habil dan Kabil dapat menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Allah SWT hanya akan menerima pengorbanan yang terbaik dari hambanya. Kurban yang diberikan oleh Habil diterima oleh Allah SWT karena ia mengorbankan binatang peliharaannya yang terbaik yang ia miliki. Sedangkan Kabil berkurban dengan buah-buahan yang jelek kualitasnya sehingga Allah SWT menolaknya. Dalam salah satu hadits Rosululloh bersabda sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah :
اربع لا تجوز فى الاضاحي : العوراء بين عورها . زالمريضة بين مرضها . والعرجاء بين ظلعها والكسير التي لا تنقي .
Ada 4 kondisi yang dimakruhkan untuk dikurbankan : (1) binatang yang buta sebelah matanya (2) binatang yang sakit (3) binatang yang pincang kakinya (4) dan binatang yang patah kakinya sehingga tidak dapat berjalan.

Ketiga : caranya benar. Cara disini meliputi proses penyembelihannya maupun cara pendistribusian daging yang yang dikurbankan.
Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan pengurbanan. Pada prinsipnya pengurbanan tidak hanya terbatas dilakukan pada saat hari raya Idul Adha saja namun juga harus dilakukan pada setiap kesempatan demi terciptanya rasa saling tolong menolong di antara sesama.

Allahu Akbar 3x
Meningkat kepada persoalan yang kedua ialah mengenai haji. Haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah 2 kalimat syahadat, sholat, zakat dan berpuasa. Tata urutan yang menempatkan haji diurutan yang kelima menunjukan bahwa adanya kewajiban untuk melaksanakan terlebih dahulu perintah-perintanh Allah yang lebih utama. Sudahkan sholat kita dirikan secara khusyu’ dan benar pada waktu-waktu yang telah ditentukan ? Sudahkah kita mengeluarkan zakat atas harta serta penghasilan yang telah kita dapatkan ? Sudahkan kita melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan secara utuh dan benar ?
Kesemua pertanyaan itu memberikan pemahaman bahwa ibdah haji seharusnya baru kita laksanakan setelah kita mampu melaksanakan secara baik ke 4 hal yang merupakan urutan terdepan dalam rukun Islam. Jangan sampai terjadi disekitar kita dimana ada orang yang telah berkali-kali melaksanakan ibadah haji namun belum pernah mengeluarkan zakat. Sungguh suatu keadaan yang sulit diterima akal sehat.

Ma’asyirol…….
Pelaksanaan ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karenanya tidak semua orang mampu melaksanakan ibadah tersebut. Keluasan rizki dan kesempatan merupakan salah satu factor pendukung terlaksananya ibadah tersebut. Oleh karenanya hendaknya bagi orang yang telah mampu melaksanakannya untuk segera mensegerakannya, sebagaimana sabda Rosululloh yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
تعجلوا الحج فان احدكم لا يدري ما يعرض له
Segeralah kamu menunaikan ibadah haji bagi yang sanggup karena tiada seorang pun yang akan tahu hal yang akan menimpa dirinya.

Hadirin…
Pada umumnya ada 2 hal yang dapat menggerakan hati kaum muslimin untuk menunaikan ibadah haji, yakni mendapatkan haji mabrur dan ampunan dosa. Ke 2 tujuan tersebut terkadang ditafsirkan secara keliru oleh sebagian masyarakat. Ada sebagaian masyarakat yang beranggapan bahwa dengan melaksanakan haji berkali-kali maka ia akan mendapatkan haji yang mabrur dan ampunan dosa dari Allah. Padahal tidak ada kaitannya antara melaksanakan haji berulang kali dengan pengertian haji mabrur. Definisi haji mabrur ialah
ومن علامة الحج المبرور ان يكون الحج احسن حالا من قبل وان يكون قدوة اهل بلده
Diantara tanda haji mabrur ialah bahwa orang tersebut akan menjadi lebih baik keadaannya setelah kembali dari tanah suci dibandingkan sebelumnya dan orang tersebut menjadi panutan bagi masyarakat disekelilingnya.
Momentum hari raya Idul Adha ini merupakan salah satu momentum yang paling tepat untuk membuktikan bahwa kita telah menjadi haji yang mabrur, baik dengan memberikan kebahagiaan bagi mereka yang kurang mampu maupun menjadi waktu permulaan untuk menjadi orang yang diteladani akhlaknya dan prilakunya. Rosululloh pernah mengingatkan “tidak beriman seseorang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan padahal ia mengetahuinya.” Dalam hadits yang lain pula disebutkan bahwa hamba yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.
Menyimak 2 hadits tersebut, sebaiknya kita memprioritaskan yang wajib terlebih dahulu untuk sesama dibandingkan melaksanakan ibadah haji untuk kesekian kalinya yang pada dasasrnya hanyalah sunnah.
Ma’asyirol….
Kemiskinan yang masih menguasai sebagian besar masyarakat Indonesia, selain karena pengelolaan negara yang belum maksimal, disebabkan pula oleh masih rendahnya kesadaran dari para “Agniyaa” untuk membantu para kaum papa. Sesungguhnya diantara harta kekayaan yang mereka miliki terdapat hak orang-orang miskin yang harus dikeluarkan , baik melalui zakat maupun sodaqoh lainnya, termasuk saat ini dengan cara mengeluarkan kurban.
Berkaitan dengan pelaksanaan haji, marilah kita simak sebuah kisah dari seorang sufi yang bernama Abdulloh bin Mubarok yang hidup sekitar tahun 900-an hijriah. Ketika ia berada di di Masjidil Haram selesai melaksanakan haji ia tertidu r lalu bermimpi. Dalam mimpinya tersebut nampak turun 2 malaikat dari langit mendekati sang sufi tersebut seraya bercengkerama : Malaikat pertama bertanya ada berapa jumlah jamaah haji tahun ini ? Kemudian malaikat yang kedua menjawab ada sekitar 600 ribu jamaah. Lalu malaikat pertama kembali bertanya ada berapa orang yang hajinya diterima ? Lalu malikat yang kedua menjawab tidak seorang pun. Kemudian sang sufi yang mendengar hal tersebut tak kuasa untuk ikut bertanya, lalu siapa yang mendapatkan pahala haji tersebut. Maka sang malaikat menjawab bahwa pahala haji tersebut diperoleh seorang tukang sepatu yang berada di Damaskus yang bernama Ali bin Muwaffaq. Singkat cerita berangkatlah sang sufi tadi untuk mencari tahu siapakah gerangan orang yang mendapat pahala haji tersebut. Ketika telah bertemu, maka sang sufi tadi bertanya keadaan tukang sepatu tersebut, yang kemudian tukang sepatu itu bercerita bahwa ia memang telah berniat untuk menunaikan ibadah haji. Namun tiba-tiba saja sang istri yang tengah mengidam menginginkan daging yang tengah dimasak oleh tetangganya yang miskin. Namun sang tetangga tersebut melarangnya, karena daging yang tengah dimasak itu merupakan daging bangkai keledai. Daging itu dimasak hanya untuk menghibur anak-anaknya yang telah berhari-hari belum makan. Mendengar hal tersebut dengan segera tukang sepatu itu pulang untuk memberikan uang yang akan dipergunakan untuk berangkat haji. Dan batalah ibadah haji yang telah direncanakan selama bertahun-tahun.
Kiranya kisah tersebut dapat membuka pikiran kita serta membuang sifat egois dalam beribadah, bahwa menolong tetangga yang tengah kesusahan lebih mulia di mata Allah SWT dibanding dengan ibadah haji sekalipun, apalagi jika ibadah haji tersebut dilaksanakan untuk yang kesekian kali.

Allahu Akbar 3x
Marilah saudara-saudarku kaum muslimin dan muslimat, di hari raya yang agung ini kita berupaya merealisasikan bentuk keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Kalau memiliki harta yang berlebih , tiada kata terlambat untuk bersedekah serta amal jariah. Kalaupun kita tidak memiliki harta yang berlebih maka cukuplah kita perbanyak takbir serta zikir kehadirat Allah SWT sebagaimana disinyalir dalam sebuah sabda Rosululloh yang diriwayatkan oleh Imam Daruqutni :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا صلى الصبح من غداة عرفة يقبل على اصحابه فيقول : على مكانكم ويقول : الله اكبر الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد. فيكبر من غداة عرفة الى صلاة العصر من أخر ايام التشريق.

بارك الله لي ولكم في القرأن العظيم. ونفعني واياكم بما فيه من ألآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم. اقول قولي هذا وأستغفروه انه هو الغفور الرحيم .
(Disampaikan di Masjid Al Hidayah Rawalumbu 2006)